Menggugah Komunikasi Lisan yang Efektif pada Siswa

Foto 1: Komunikasi Dalam Kelas
Apa yang dimaksud dengan
komunikasi? Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian
pesan dari sumber ke penerima pesan dengan maksud untuk memengaruhi penerima
pesan. Menurut Wina Sanjaya (2016), ada dua faktor yang
memaknai komunikasi yaitu tujuan
komunikasi dan proses komunikasi.
Dalam proses komunikasi melibatkan tiga komponen penting, yakni sumber
pesan, pesan, dan penerima pesan.
Siswa adalah salah satu komponen
dalam pembelajaran, di samping guru,
tujuan, dn metode pembelajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat
dikatakan bahwa siswa adalah komponen yang terpenting di antara komponen lainnya.
Tanpa adanya siswa, sesungguhnya tidak akan terjadi proses pembelajaran.
Sebabnya ialah karena siswalah yang membutuhkan pengajaran. Siswa dalam
mendapatkan pengajaran di sekolah akan melakukan komunikasi dengan guru,
teman-temannya , dan dengan seluruh
komunitas di sekolah.
Foto 2: Presentasikan Hasil Diskusi,
Contoh Komunikasi Siswa
Siswa tidak semuanya lancar
dalam berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan teman-temannya. Agar proses
pembelajaran berlangsung dengan efektif, maka guru perlu menggugah dan
membiasakan siswa memiliki keterampilan komunikasiyang dapat dipadukan dengan
sukses ke dalam aktivitas sehari-hari di didalam dan luar ruang kelas.
Dalam bukunya dengan judul “Resep Pengajaran Hebat”, Hartati Widiastuti
(2008) menjelaskan bahwa ada empat perilaku yang dapat dilakukan guru untuk
menggugah komunikasi lisan yang efektif pada siswa, yaitu:
Postur. Mintalah siswa duduk tegak dari kursi
mereka. jangan ada yang membungkuk! jangan ada yang merosot. Postur yang baik
dapat membuat siswa memberi perhatian
pada pelajaran dan pada kemampuan mendengarkan secara kritis serta
memahami informasi yang sedang didiskusikan.
Pantulan/Intonasi
Suara. Doronglah siswa
untuk berbicara keras ketika berkomunikasi lisan dengan orang lain. Suara yang
penuh kekuatan, kewibawaan, dan tidak kasar. Oemar Hamalik (2024) menyebutkan
bahwa suara dalam diskusi itu harus tenang dan memiliki kekuatan. mereka tidak
boleh memiliki suara yang lemah dan ketakutan. Guru juga harus konsisten
memantulkan suaranya yang memungkin kan semua siswa di kelas mendengarnya.
Kontak Mata. Tekankan pada siswa yang sedang
berbicara bahwa melakukan kontak mata
merupakan strategi efektif untuk menarik perhatian audiens ke kata-kata yang
diucapkannya. Guru dapat membantu siswa mengembangkan kontak mata yang baik
dengan menyebut nama siswa dan merespons dalam cara yang sopan. Rutinitas sehari-hari ini dapat menguatkan harga diri
mereka dan juga membangun pemahaman lebih hebat antara guru dan siswa.
Kalimat
Lengkap. Siswa harus
diminta berbicara dengan kalimat lengkap. Permintaan ini meliputi memasukkan
bagian pertanyaan guru ke dalam respons siswa. Tujuannya adalah agar siswa tidak memberikan respons satu
kata, memberi siswa waktu untuk memproses informasi, meningkatkan
kemahiran bahasa yang baik dan benar, meningkatkan keterampilan verbal, dan
membangun kepercayaan diri. (
Rujukan:
1.
Hamalik,
Oemar (2004). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta:PT Bumi Aksara.
2.
Sanjaya,
Wina (2016). Media Komunikasi
Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Grup.
3.
Widiastuti,
hartati (2008). Resep Pengajaran hebat. Jakarta: PTMacanan Jaya Cemerlang.