Guru BK Merangkul Peran Keluarga dalam Perubahan Perilaku murid SMPN 1 Kota Bima

Kota Bima - Para pendidik dan tokoh pendidikan di Kota Bima makin menyadari pentingnya peran aktif pendidikan keluarga sebagai fondasi utama dalam membentuk perilaku dan karakter anak, khususnya di kalangan siswa. Kesadaran ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki etika dan moral yang kuat.

Keluarga: Madrasah Pertama Anak 

Pendidikan keluarga merupakan "madrasah" atau sekolah pertama dan utama bagi seorang anak. Di lingkungan rumah, anak-anak mulai menanamkan nilai-nilai dasar seperti kasih sayang, sopan santun, hormat, dan tanggung jawab. Para ahli pendidikan menekankan bahwa orang tua adalah teladan terpenting. Segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasakan anak dari orang tuanya akan menjadi cetak biru perilaku mereka.

Peran keluarga meliputi:

 * Menanamkan Nilai: Mengenalkan perbedaan antara benar dan salah, serta pentingnya bersikap baik.

 * Teladan Positif: Orang tua menunjukkan contoh sikap, perkataan, dan tindakan yang positif yang patut ditiru. Mengakui kesalahan dan memperbaikinya adalah bagian dari keteladanan ini.

 * Mendengarkan dan Berbagi: Menciptakan ikatan emosional melalui bermain dan berbagi cerita, memungkinkan anak merasa dihargai dan berani mengekspresikan pendapat.

Wujud Ketaatan: Meminta Maaf kepada Orang Tua 

Salah satu manifestasi dari keberhasilan pendidikan karakter yang dimulai di rumah adalah ketaatan siswa dalam berbuat kesalahan dan kesediaan tulus untuk meminta maaf kepada orang tua.

> "Kesediaan seorang anak untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada orang tua adalah indikator kuat dari moralitas yang baik dan rasa hormat yang mendalam," ujar salah satu guru bk di smpn 1 kota bima

upaya penguatan ketaatan ini digalakkan melalui sinergi antara sekolah dan orang tua. Sekolah seringkali mendorong siswa untuk merefleksikan perbuatan salah dan mewajibkan mereka untuk berkomunikasi secara terbuka dan meminta maaf kepada orang tua atas perilaku buruk, baik di sekolah maupun di rumah.

Langkah ini bertujuan untuk:

 * Membentuk Tanggung Jawab: Mengajarkan anak bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.

 * Mengembangkan Empati: Memahami dampak kesalahan pada perasaan orang lain, terutama orang tua.

 * Memperkuat Ikatan Emosional: Proses meminta maaf dan memberi maaf akan mempererat hubungan antara anak dan orang tua.

Dengan memperkuat kolaborasi antara guru bk ,guru, dan orang tua berharap dapat memberikan kontribusi nyata untuk perubahan perilaku anak menuju pribadi yang lebih bertanggung jawab, beretika, dan taat, menjadikan keluarga sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter bangsa.