Membangun Karakter Islami Melalui Literasi Al-Qur'an: Fokus Tadabbur Surah Pendek Juz 30 Siswa Kelas 8-1 SMPN 1 Kota Bima

Kota Bima ( Spensa ), Kegiatan literasi di lingkungan sekolah tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis teks umum, namun juga diperluas hingga mencakup literasi keagamaan, seperti Literasi Al-Qur'an. Di SMPN 1 Kota Bima, upaya konsisten untuk menumbuhkan budaya membaca dan meningkatkan pemahaman siswa ditunjukkan melalui berbagai program literasi mingguan. Salah satu implementasi penting dari program ini adalah kegiatan Membaca dan Tadabbur Al-Qur'an, yang secara spesifik diterapkan pada siswa, misalnya, di Kelas 8-1, dengan fokus mendalami surah-surah pendek dalam Juz 30.

Program ini bertujuan untuk menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur'an, sekaligus melatih kemampuan membaca, memahami makna (tadabbur), dan mengaplikasikan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap utama:

Membaca dan Tadabbur Mandiri/Kelompok: Setiap siswa/kelompok ditugaskan untuk memilih salah satu surah pendek dari Juz 30. Mereka tidak hanya dituntut untuk membaca dengan tartil (baik dan benar sesuai tajwid), tetapi juga wajib mentadabburi (merenungkan dan memahami) makna, pesan utama, serta hikmah yang terkandung dalam surah tersebut. Tahap ini menekankan bahwa Al-Qur'an adalah pedoman hidup yang harus dipahami isinya, bukan sekadar dibaca tanpa makna.

      Presentasi dan Penceritaan Kembali: Setelah memahami surah yang dipilih, setiap siswa/perwakilan diminta untuk berdiri di depan kelas dan menceritakan kembali hasil tadabburnya. Metode ini efektif untuk melatih kemampuan komunikasi publik dan penguatan pemahaman siswa, karena mereka harus menyusun ulang pesan-pesan Al-Qur'an dengan bahasa mereka sendiri agar mudah dipahami teman-temannya.

Sesi presentasi dibuka dengan penampilan yang tenang namun tegas dari siswi bernama Aisyah AzJahra membawakan surah Al-Qari’ah (Hari kiamat). Dengan suara yang lantang, Aisyah memulai presentasinya.Aisyah menceritakan bahwa surah ini secara gamblang menggambarkan dahsyatnya Hari Kiamat. Ia menjelaskan perumpamaan manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan . Pesan utama yang ia sampaikan adalah tentang pertanggung jawaban amal; di mana manusia yang timbangan kebaikannya berat akan mendapatkan kehidupan yang menyenangkan, dan yang ringan akan kembali ke neraka H?wiyah. Penampilan Aisyah memberikan pesan yang kuat kepada teman-temannya tentang pentingnya memanfaatkan waktu di  dunia untuk mengumpulkan amal saleh sebagai bekal menghadapi hari perhitungan.

Giliran kedua, siswa bernama Muhammad  Syakieb Rafly tampil membawakan Surah Al-Lahab (Gejolak Api). Syakib dengan lugas menjelaskan bahwa surah ini merupakan teguran keras dari Allah SWT kepada paman Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab, dan istrinya yang terkenal sangat memusuhi Islam. Syakib menekankan makna dari kalimat pembuka surah, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa!". Ia menjelaskan bahwa kebencian dan keangkuhan Abu Lahab terhadap kebenaran telah menjerumuskannya pada kerugian di dunia dan ancaman siksa di akhirat. Syakib menyimpulkan bahwa surah ini mengajarkan bahwa harta, jabatan, atau hubungan kekeluargaan tidak akan berarti di hadapan Allah jika hati dipenuhi kesombongan dan penentangan terhadap kebenaran.

Kegiatan literasi membaca dan tadabbur Al-Qur'an Juz 30 ini telah memberikan dampak positif yang signifikan di kelas 8-1 SMPN 1 Kota Bima..Program ini diharapkan tidak hanya berhenti di kelas 8-1, tetapi dapat menjadi model yang terus dikembangkan oleh SMPN 1 Kota Bima untuk membentuk generasi Qur'ani yang cerdas secara akademik dan berakhlak mulia.

(kusmiyati )