Bagi dunia pendidikan, program ini adalah bentuk nyata bahwa negara hadir bukan hanya dengan kurikulum atau fasilitas, tetapi dengan pemahaman holistik bahwa belajar membutuhkan tubuh dan pikiran yang sehat. Guru akan lebih mudah menyampaikan materi karena siswa lebih fokus, sementara tingkat kehadiran di sekolah diperkirakan meningkat karena motivasi anak untuk datang ke sekolah bertambah. Bahkan, dalam jangka menengah, kualitas hasil ujian dan angka kelulusan diprediksi akan meningkat, karena faktor gizi yang selama ini menjadi kendala bisa teratasi.

Keberanian untuk mengalokasikan hampir separuh anggaran pendidikan bagi MBG adalah bukti bahwa pemerintah memahami akar masalah pembangunan manusia di Indonesia. Ketika anak-anak mendapatkan makanan bergizi setiap hari, mereka bukan hanya sedang dipersiapkan untuk lulus sekolah, tetapi sedang dipersiapkan untuk menjadi warga negara produktif, hanya adil, tetapi juga visioner.

(Lani)