Kepala SMP Negeri 1 Kota Bima: “Hati-hati Tangani Murid Jangan Sampai Berbenturan dengan Hukum”
Kota Bima, Spensa.- Kepala SMP Negeri 1 Kota Bima, Jufri, S.Pd, mengingatkan semua guru dan pegawai agar ekstra berhati-hati ketika menangani dan mengendalikan perilaku murid. Menurutnya, perilaku murid yang terkadang sulit untuk dikendalikan, seperti siswa agresif, nakal, membolos dengan lompat jendela dan lompat pagar tembok agar bisa ditangani dengan ekstra hati-hati. Ia menyarankan agar sedapat mungkin guru menghindari memberikan hukuman fisik, hukuman yang tidak mendidik, membentak, melecehkan, membully, atau tindakan-tindakan yang terkesan tidak ramah anak.
“Semua tindakan yang sifatnya hukuman fisik dan verbal yang tidak ramah anak agar dihindari karena dapat berbenturan dengan hukum dan pasal tentang perlindungan anak. Oleh karena itu semua guru dan pegawai, kita semua harus hati-hati dalam mendidik murid kita, sabar dan sabar lagi, kendalikan emosi jangan sampai ada perilaku kita atau tutur kata kita yang tujuannya baik tetapi sifatnya melecehkan anak. Jangan bapak ibu, kekerasan terhadap anak itu hukumannya berat,” papar kepala sekolah dalam rapat persiapan assesmen STS ganjil, Sabtu (9/9/2023).
Terkait dengan pembentukan karakter murid dan pembiasaan baik, kepala sekolah mengingatkan semua guru dan pegawai agar tetap mengarahkan murid supaya tetap menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah. Sedangkan untuk membiasakan murid tetap taat melaksanakan ibadah terutama ibadah shalat, kepala sekolah mengharapkan kepada semua guru agama Islam supaya membuat buku kontrol dan kartu kontrol yang dapat dijadikan alat untuk mengontrol shalat fardhu setiap murid yaitu shalat berjamaah di rumah atau masjid dan di sekolah. Dalam kartu itu harus ada ditanda tangan oleh imam salat di masjid dan orangtuanya serta gurunya. “Hal seperti itu harus dilakukan selama mereka sekolah dan belajar di tempat ini,” kata Jufri.
Sedangkan untuk membangun kebersamaan dan kekompakkan dalam kegatan Imtaq setiap hari Jumat, kepala sekolah mengharapkan kehadiran semua guru dan pegawai untuk duduk bersama dengan semua siswa di dalam masjid. Kebersamaan itu, lanjutnya, merupakan sesuatu yang indah untuk menjadi contoh baik, karya baik, kerja baik yang dipertontonkan kepada murid-murid dan tentu menjadi hasil baik. “Saya mengharapkan semua guru dan pegawai dapat hadir dalam kegiatan imtaq. Bagaimana indahnya dan ramainya kalau kita semua bisa hadir dalam kegiatan imtaq yang hanya dilaksanakan satu kali dalam seminggu itu,” harap Jufri. (humas)