Kesepakatan Kelas Membangun Komitmen Kolektif
(Penulis: Nurasiatun, S.Pd)
Salam hangat untuk seluruh warga sekolah!
Sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka, kita semua telah sepakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif melalui kesepakatan kelas. Di awal penerapannya, semangat kita begitu membara untuk bersama-sama menjaga kesepakatan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, kita mungkin merasakan adanya sedikit penurunan dalam kepatuhan terhadap kesepakatan yang telah kita buat bersama.
Seperti apakah sebenarnya kesepakatan kelas itu?
Kesepakatan kelas adalah daftar peraturan yang dibuat oleh guru dan peserta didik untuk dipatuhi dalam menciptakan lingkungan belajar dan mengajar yang kondusif, tertib, menyenangkan, nyaman dan terkendali sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Mengapa guru harus membuat kesepakatan kelas sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran?
Kesepakatan itu dipandang perlu untuk dibuat agar dapat membantu peserta didik merasa memiliki tanggungjawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan terkendali, merasa dihargai, membangun budaya positif, dan mengajarkan pentingnya tanggungjawab dalam menghormati hak orang lain, belajar menaati peraturan, serta membangun karakter adab memuliakan dan menghormati guru.
Hal apa saja yang wajib ada dalam rumusan kesepakatan kelas?
Beberapa hal yang harus ada dalam rumusan kesepakatan kelas adalah tentang kehadiran tepat waktu, kebersihan kelas, kerapian kelas, kedisiplinan, kerjasama, penyelesaian tugas, tidak meninggalkan ruang kelas selama proses KBM, belajar sendiri ketika guru berhalangan masuk, tidak membuat gaduh, dan lain-lain yang sifatnya untuk mengendalikan perilaku liar peserta didik.
Kapan guru dan peserta didik membuat kesepakatan kelas?
Idealnya, kesepakatan kelas dirancang dan disepakati pada pertemuan tatap muka perdana setiap awal semester. Sebelum memasuki proses pembelajaran pada pertemuan pertama, guru dan peserta didik merancang, membuat dan merumuskan hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh guru dan peserta didik selama proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung.
Kesepakatan kelas itu dibuat untuk siapa?
Kesepakatan kelas itu dibuat dan dirumuskan untuk guru dan untuk peserta didik. Kesepakatan kelas tidak boleh hanya diberlakukan untuk guru saja, karena kekuatan kolaboratif hanya akan terbangun dengan baik kalau kedua belah pihak sama-sama berada dalam satu peraturan yang sama dan bersatu untuk menaati kesepakatan tersebut.
Di mana rumusan kesepakatan itu ditempatkan?
Setelah kesepakatan kelas itu dibuat, maka kesepakatan tersebut dipajang pada dinding ruang kelas dalam posisi seluruh peserta didik dapat melihat dan membacanya setiap saat. Lebih bagus kesepakatan itu ditempel di sebelah kiri atau kanan papan tulis.
Bagaimana caranya agar kesepakatan kelas tetap dapat dipatuhi dan selalu diingat oleh guru dan peserta didik?
Cara merawat kesepakatan kelas yang telah dibuat bersama, maka sebelum proses pembelajaran dimulai untuk setiap mata pelajaran, setiap guru mata pelajaran tersebut dianjurkan sedapat mungkin memimpin peserta didik di kelas itu untuk membaca bersama rumusan kesepakatan tersebut yang dipimpin oleh ketua kelasnya dan peserta didik lainnya mengikuti bacaan itu. Maka dengan cara tersebut, kecil kemungkinan peserta didik melakukan pelanggaran karena selalu diingatkan oleh kesepakatan di setiap pergantian jam mata pelajaran.
Mengapa Kesepakatan Kelas Penting?
Kesepakatan kelas bukan sekadar peraturan belaka, melainkan sebuah komitmen bersama untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan produktif. Dengan adanya kesepakatan, kita dapat:
Saling menghormati: Setiap individu memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam proses pembelajaran.
Bertanggung jawab: Kita belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan dan perkataan kita.
Berkolaborasi: Kita bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Mengapa Kesepakatan Kelas Kadang Dilanggar?
Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kesepakatan kelas tidak selalu dipatuhi antara lain:
Kurangnya pemahaman: Mungkin ada siswa yang belum sepenuhnya memahami pentingnya kesepakatan.
Rasa bosan: Rutinitas dan monotonitas dalam pembelajaran dapat memicu rasa bosan dan mengurangi motivasi untuk mengikuti kesepakatan.
Contoh yang kurang baik: Jika guru atau teman sekelas tidak konsisten dalam mematuhi kesepakatan, maka siswa lain pun akan cenderung mengikutinya.
Bagaimana Mengatasi Masalah Ini?
Untuk memastikan kesepakatan kelas berjalan dengan baik, mari kita lakukan hal-hal berikut:
Evaluasi Bersama: Ajak siswa untuk bersama-sama mengevaluasi kesepakatan yang telah dibuat. Apakah ada kesepakatan yang perlu diperbaiki atau ditambah?
Komunikasi yang Efektif: Buka ruang bagi siswa untuk menyampaikan pendapat dan masukan terkait kesepakatan kelas.
Konsistensi: Guru dan siswa harus konsisten dalam menerapkan kesepakatan kelas.
Memberikan Contoh yang Baik: Guru sebagai sosok panutan harus memberikan contoh yang baik dalam mematuhi kesepakatan.
Apresiasi dan Konsekuensi: Berikan apresiasi kepada siswa yang telah mematuhi kesepakatan dan berikan konsekuensi yang jelas bagi siswa yang melanggar.
Membuat Kesepakatan Menyenangkan: Libatkan siswa dalam membuat kesepakatan yang relevan dan menarik bagi mereka.
Visualisasi: Buatlah poster atau gambar yang menarik untuk mengingatkan siswa tentang kesepakatan kelas.
Kegiatan Reflektif: Lakukan kegiatan refleksi secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas kesepakatan kelas.
Libatkan Orang Tua: Ajak orang tua untuk mendukung penerapan kesepakatan kelas di rumah.
Mari Bersatu Kembali!
Kesepakatan kelas adalah hasil dari kesepakatan bersama. Mari kita jaga komitmen kita untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif. Ingatlah, keberhasilan pembelajaran tidak hanya tergantung pada guru, tetapi juga pada keterlibatan aktif setiap siswa. Salam semangat belajar! (Penulis adalah guru senior, kepala perpustakaan, pembina Seni Musik dan olah vocal, aktif sebagai pembina story telling bahasa Inggeris di SMP Negeri 1 Kota Bima)