Urgensi Kompetensi Literasi Digital Guru Harus Kuasai 6 Jenis Keterampilan

Penulis: Rohani, S.Pd
Spensa.- Istilah
literasi sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Pemahaman para pendidik
terhadap literasi semakin meningkat, baik mengenai literasi membaca, menyimak,
berbicara dan menulis, maupun literasi sastra, literasi numerasi, literasi
budaya, literasi sains, literasi finansial, dan literasi digital. Dalam
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat, dipandang
perlu setiap guru untuk melakukan penyesuaian diri terhadap setiap lompatan
perubahan zaman terutama perubahan atas perkembangan dunia teknologi informasi
dan komunikasi dewasa ini.
Salah satu aspek yang ditumbuh-kembangkan terus adalah meningkatkan
kompetensi literasi guru untuk mengembangkan website sekolah. Upaya peningkatan
kompetensi tersebut harus lebih difokuskan pada peningkatan literasi digital
dan harus menjadi langkah penting untuk mendukung pembelajaran digital dan
memfasilitasi komunikasi yang efektif antara sekolah, siswa, dan orang tua.
Mengarahkan seluruh perhatian guru untuk menata ulang
paradigma berpikir dari gagap teknologi (gaptek) menuju pada cara pandang baru
bahwa menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sekarang sangat
urgensi. Kondisi real di lapangan bahwa masih banyak guru yang belum menguasai TIK sehingga tingkat literasi digital guru masih
rendah. Padahal, keadaan atau situasi sekarang sudah sangat mendesak dengan
tingkat kepentingan dan kecenderungan
yang mendesak bagi seorang guru untuk menguasai TIK dalam mendukung seluruh
aktivitasnya sebagai pendidik dan pengajar.
Berikut adalah 6
kompetensi dasar untuk dikuasai oleh guru dalam upaya meningkatkan
keterampilan literasi digital, yaitu:
1. Pemahaman Dasar tentang Literasi Digital
Literasi digital mencakup kemampuan untuk memahami dan
menggunakan teknologi digital secara efektif. Guru perlu dibekali dengan
pengetahuan dasar mengenai teknologi informasi dan komunikasi, termasuk
terminologi dasar, cara kerja internet, dan perangkat lunak yang sering
digunakan untuk pengembangan web.
2. Penggunaan Platform CMS (Content Management
System)
Platform CMS seperti WordPress, Joomla, atau Drupal dapat
digunakan untuk mengelola konten website tanpa perlu pengkodean yang rumit.
Materi pelatihan perlu mencakup cara menginstal, mengkonfigurasi, dan mengelola
konten melalui platform CMS ini, termasuk pembuatan halaman, posting berita,
dan pengaturan navigasi.
3. Desain Web yang Responsif dan User-Friendly
Guru harus memahami prinsip-prinsip desain web yang baik,
termasuk pentingnya membuat website yang responsif (dapat diakses dengan baik
dari perangkat apapun) dan user-friendly (mudah digunakan oleh pengunjung). Ini
termasuk pemilihan tata letak, skema warna, dan tipografi yang sesuai.
4. Konten Edukatif dan Informasi yang Relevan
Pengembangan konten yang menarik dan informatif adalah kunci
keberhasilan sebuah website sekolah. Guru perlu dilatih untuk menulis dan
mengkurasi konten yang relevan, seperti artikel edukatif, pengumuman sekolah,
dan informasi kegiatan siswa, serta cara menyajikan informasi ini dengan cara
yang menarik dan mudah dipahami.
5. Keamanan dan Privasi Data
Memastikan keamanan dan privasi data adalah aspek penting
dalam pengelolaan website sekolah. Guru harus memahami cara melindungi data
pribadi siswa dan informasi sensitif lainnya. Ini termasuk penggunaan
sertifikat SSL, pengaturan akses pengguna, dan kebijakan privasi yang jelas.
6. Analisis dan Evaluasi Kinerja Website
Guru juga perlu diajarkan cara menggunakan alat analisis web
seperti Google Analytics untuk memantau kinerja website. Ini membantu dalam
memahami perilaku pengunjung, mengidentifikasi konten yang paling populer, dan
melakukan perbaikan berdasarkan data yang diperoleh.
Dengan peningkatan kompetensi literasi digital ini, para guru tidak hanya dapat mengembangkan dan mengelola website sekolah yang efektif, tetapi juga meningkatkan keterampilan mereka dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran.
(Penulis adalah Pengawas Sekolah
lingkup Kota Bima, Nusa Tenggara Barat)