Dinamika Pelaksanaan P5 SMPN 1 Kota Bima Mpa’a Tapa Gala Jadi Tema Proyek Jenjang Kelas 7

Kota Bima, Spensa.- Pelaksanaan Proyek Penguatan ProfilPelajar Pancasila (P5) minggu ketiga  September, Selasa (17/09/2024) jenjang kelas 7 SMP Negeri 1 Kota Bima berlangsung seru dan meriah. Lapangan olahraga sekolah besar itu berubah warna menjadi orange karena seluruh peserta sebanyak 352 siswa yang berasal dari 11 rombongan belajar kelas 7.1 sampai dengan kelas 7.11 turun ke lapangan untuk mengikuti dan menonton permainan lomba Mpa’a Tapa Gala atau dikenal di Jawa dengan istilah Gobak Sodor. Kegiatan yang dirancang sebagai salah satu tema P5 semester ganjil tahun pelajaran 2024-2025 untuk jenjang kelas 7 itu dikoordinir oleh masing-masing guru pembinanya. Setiap rombongan belajar didampingi oleh 3 orang guru pembina P5. 

Semua guru pembina guru pembina P5 hadir mendampingi P5 Mpa’a Tapa Gala, Selasa (17/09/2024). Beberapa di antaranya yang dapat diekspos namanya Fikrirahman, S.Kom, Lis Herlina, S.Pd, Suhardin, S.Pd, Iin Mutmainah, S.Pd, Lili Suryani, S.Pd, Emi Mariana, S.Pd, A.Bakar, S.Pd, dan Kartini, S.Pd. 

Tampak di tengah-tengah ratusan peserta dan puluhan guru, Kepala SMPN 1 Kota Bima Jufri, S.Pd, Wakasek Bidang Kurikulum Supardan Nasir, S.Pd, Wakasek Kesiswaan, Saidin, S.Pd, Wakasek Sarpras Junaidin, S.Pd, dan Wakasek Humas Arqam Nur Islam. 

Tapa Gala atau permainan Gobak Sodor artinya, menghadang lawan atau musuh dengan membentangkan dua lengan. Mpa’a Tapa Gala merupakan jenis permainan olahraga tradisional masyarakat Bima dengan cara membentangkan dua lengan. Sebelum permainan dimulai, dipersiapkan arena atau lapangan yang berbentuk segi empat panjang . Ukuran lapangan disesuaikan dengan jumlah dan usia pemain. Kemudian lapangan segi empat panjang itu dibagi dalam beberapa kamar atau ruang yang merupakan tempat pemain menghadang lawan. 

Pemain dibagi dalam dua regu atau kelompok. Setiap regu beranggotakan antara 2-6 orang. Usia pemain sekitar 10-14 tahun. Tetapi dalam kenyataannya para remaja yang berumur lebih dari 14 tahun masih sering bermain Tapa Gala. Idealnya Mpa’a Tapa Gala hanya untuk anak laki-laki, tetapi kalau anak perempuan yang mau bermain, mereka harus membuat regu atau kelompok bermain sendiri. 

Dari dua regu pemain itu, satu regu akan bermain untuk melintasi hadangan lawan dengan berusaha untuk melintasi kotak kamar kiri atau kanan. Regu kedua akan berperan sebagai penghadang. Bila salah satu anggota regu berhasil milintasi atau melewati hadangan dan keluar kembali dengan selamat, maka regu tersebut dinyatakan menang. Jika gagal atau dapat  dihalangi atau disentuh oleh regu penghadang, maka regu penghadang atau penghalanglah yang menang. 

Sampai saat ini kecintaan anak-anak dan remaja terhadap permainan Tapa Gala masih sangat tinggi. Buktinya, mereka melakukan permainan ini dengan santai dan kolaboratif dan sportifitas anggota kelompoknya sangat tinggi. 

Permainan Tapa Gala tidak hanya dikenal di masyarakat Bima, melainkan hampir seluruh Indonesia. Manfaat dari permainan ini adalah untuk melatih kekompakan antar tim, menjaga keakraban dan persaudaraan, memumpuk sportifitas antar pemain,melatih strategi, melatih kelincahan dan melantih kosentrasi pemain. (humas)