Jelang Berpisah 292 Peserta Didik SMPN 1 Kota Bima Gelar ‘Hari Jalinan Persatuan Keakraban Persaudaraan’
Kota Bima, Spensa.- Detik-Detik terakhir 292 peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Kota Bima untuk alumni 2024 berada di sekolahnya, mereka menggelar acara yang sangat berkesan sebagai detik-detik kenangan untuk dikenang sepanjang hayat. Kegiatan yang kental dengan jalinan persaudaraan itu diwarnai dengan isak tangis, deraian air mata diiringi lagu selamat berpisah, mungkin entah kita akan bertemu lagi di lain waktu di lain tempat, ataukah tidak akan pernah bertemu lagi.
Kegiatan pertama mereka menyusun 292 kursi di atas meja belajar sebanyak 146 unit di lapangan basket belakang sekolah. Kemudian mereka duduk di kursi-kursi yang telah disusun rapi itu satu persatu. Pagi jam 08.00 wita, Minggu (12/05/2024) mereka duduk dengan berpakaian seragam sekolah ‘putih biru’ berdasi untuk mengambil foto bersama dan video kenangan sambil menyanyikan lagu-lagu kenangan dan lagu kebangsaan. Semua momen di atas kursi itu diabadikan oleh foto grafer khusus tanpa terlewatkan sedikitpun gerakan yang direncanakan. Usai foto bersama di atas kursi susun, masih kegiatan pagi itu, mereka turun ke lapangan rumput berbaris mendengarkan pengumuman kelulusan dari Kepala SMP Negeri 1 Kota Bima.
Dalam pengumuman singkat itu, Kepala SMPN 1 Kota Bima, Jufri, S.Pd didampingi oleh seluruh unsur pimpinan sekolah, guru dan pegawai menegaskan, bahwa 292 peserta didik kelas IX SMPN 1 Kota Bima yang ikut ujian akhir tahun pelajaran 2023-2024 lulus 100%.
“Berdasarkan hasil evaluasi selama 3 tahun, nilai hasil ujian semester dan asesmen akhir jenjang kelas 9, maka 292 orang peserta didik SMPN 1 Kota Bima dinyatakan lulus 100 persen,” kata Jufri, S.Pd pagi jelang siang itu.
Mendengar pengumuman yang dinanti-nantikan itu, 292 siswa sontak tepuk tangan meloncat-loncat berteriak histeris gembira dengan deraian air mata di sela-sela tawa dan harunya. Kemudian masih di tempat barisannya, mereka lanjutkan dengan nyanyi bersama sambil melakukan gerakan ayunan tangan dan melambaikan tangan seolah memberikan pesan ‘selamat tinggal sekolahku, selamat tinggal almamater putih biru, selamat tinggal guru-guru hebatku, selamat tinggal wali kelasku, selamat tinggal semuanya, mungkin satu saat kita akan bertemu lagi, mungkin kami akan kembali di sini di lain waktu di lain suasana. Selamat tinggal, terima kasih telah membimbing dan membentuk kami dengan mengorbankan separuh dari usiamu.
Kegiatan berikutnya adalah sesi sore, di hari yang sama, dilanjutkan dengan kegiatan duduk bersama di atas kursi susun. 292 siswa itu duduk dengan rapi untuk melakukan pengambilan foto bersama dan video kenangan. Mereka mengenakan seragam hitam dengan bawahan warna cream susu dan berjilbab hitam polos.
Usai pengambilan foto dan video, mereka turun satu persatu menuju lapangan rumput. Di tempat itu sudah menunggu 1 unit mobil Damkar dengan kapasitas 5000 liter air bersih. Air itu akan disemprotkan ke atas dan ke arah 292 siswa sebagai bagian dari acara detik-detik jelang mereka berpisah dari sekolah itu.
Musik pun dimainkan, air meluncur ke udara dan mengarah ke barisan 292 siswa. Spontan seluruh siswa kelas 9 itu melompat-lompat gembira menyambut air deras dari ujung selang semprotan Damkar. Air berayun-ayun di udara membuat pelangi datang menyapa. Benar-benar ada pelangi melengkung di atas kerumunan 292 siswa di sore itu. Pelangi yang terbentuk dari biasan cahaya matahari dari arah barat dan air yang menyebar di udara. Sungguh indah sore itu. Beberapa menit lamanya, beberapa di antara mereka lari mengelilingi kerumunan di bawah air itu dengan membawa kembang api berasap biru, kuning dan merah. Sungguh suatu tema kenangan persaudaraan yang indah dan berkesan dalam kehidupan remaja sekarang.
Dan acara terakhir di sore itu, mereka di arahkan ke lapangan basket, kemudian mereka membentuk 2 lingkaran besar dengan menjalin tangan satu sama lain. Laki-laki sesama laki-laki, dan yang perempuan sesama perempuan. Yang perempuan berada pada lingkaran bagian dalam. Dari lingkaran itu memberikan pesan moral bahwa laki-laki melindungi saudara perempuan. Mereka berpegangan tangan dengan kuat sambil menyanyikan lagu perpisahan dengan sendu. Spontan isak tangis terdengar di antara dua lingkaran. Tampak beberapa wanita membasuh pipinya yang bersimbahkan air mata.
Mereka gembira dinyatakan lulus 100%, tetapi dengan kelulusan itu menjadi alarm bahwa sekarang waktunya mereka harus berpisah,harus pergi meninggalkan sekolah itu, pergi berpencar meninggalkan satu sama lain. Sedih karena waktunya mereka harus berpisah dan pergi untuk melanjutkan pendidikan di tempat yang lebih tinggi. Terharu karena perpisahan itu berada dalam ikatan dan jalinan tangan lahir batin yang sangat kuat. Seragam hitam memberikan pesan bahwa 292 jiwa itu sedang berduka karena harus berpisah setelah 3 tahun bersama-sama di bawah satu atap sekolah. Juga seragam hitam itu memberikan pesan yang kuat bahwa apapun kesedihan dari perpisahan itu, mereka harus tetap kuat, tetap tegar, dan teguh demi memperjuangkan masa depan selanjutnya. Mereka harus pergi untuk melanjutkan pendidikan walaupun harus meninggalkan teman, saudara, dan sekolah serta guru yang selama ini selalu bersama-sama dengannya.
Seluruh rangkain acara itu di kemas dalam satu paket kegiatan, disatukan dalam satu album kenangan yang diberi nama “Hari Jalinan Persatuan Keakraban Persaudaraan Siswa Kelas 9 SMPN 1 Kota Bima Alumni 2024.” Sungguh kenangan yang indah, dan sangat berkesan yang tidak akan dapat diulang dalam kehidupan mereka dan juga dalam kehidupan semua guru di sekolah itu. “Waktunya bertemu kita akan bersama, dan waktunya berpisah kita akan pergi. Itulah hukum yang berlaku pada alam semesta ini. (humas)