Tim Volly SMPN 5 Kobi Kalah Telak oleh SMPN 9 SMPN 1 Siap Tanding Lawan Tim Volly SMPN 9

Kota Bima, Spensa.- Kekalahan yang dialami tim Volly Ball Putra SMPN 5 Kota Bima terhadap tim Volly SMPN 9, Selasa (14/05/2024) sore, membuat SMPN 9 Kota Bima melangkah maju untuk berhadapan dengan tim Putra Volly Ball SMPN 1 Kota Bima, Kamis (16/05/2024). Turnamen Volly Ball yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI melalui Dinas Dikpora Kota Bima, adalah pertandingan volly antar pelajar jenjang SMP/MTs negeri dan swasta tingkat Kota Bima yang merupakan Turnamen Antar Kampung (Tarkam) tahun 2024.

Jika ditimbang-timbang, kekuatan potensial antara Tim Volly putra SMPN 9 dengan tim Putra Volly Ball SMPN 1 Kota Bima boleh dikata seimbang. Tetapi dilihat dari jumlah atlit penyerang untuk memukul dan memblokir bola maka kemampuan dua tim itu berbeda. Dengan kemampuan 4 penyerang dan pemukulnya, tim Volly Ball SMPN 1 Kota Bima siap tanding lawan tim volley dari sekolah tetangga ujung timur Kota Bima itu. 

Namun kembali pada semangat, kekompakkan, kerjasama yang baik, dan ketenanganan dalam tim adalah faktor penentu kemenangan dalam memainkan ‘bola bundar’ itu.

Sehebat apapun para pemainnya, sekuat apapun pukulan penyerangnya di garis depan, maka potensi itu akan menjadi tumpul ketika semangat tim runtuh, kerjasama dan kekompakkan tim tidak solid, dan terlebih ketika dalam tim ada serangan virus berbahaya yang disebut dengan ‘meremehkan kemampuan lawan.’ Ketika tim meremehkan kekuatan lawan, maka itu adalah awal dari kekalahan. Siapapun yang meremehkan lawannya, maka ia akan menjadi tidak serius untuk menghadapi lawannya. Tidak serius menghadapi lawan artinya, membangun benteng tanpa dinding pertahanan. 

Faktor non-teknis juga sangat memengaruhi kemenangan dua tim, terutama faktor lapangan permainan dan penonton serta supporter. Pantauan humas SMPN 1 Kota Bima, tempat penonton dan supporter berdiri justru di atas garis lapangan volly. Tidak ada ruang bagi pemain untuk mengejar bola yang melambung tinggi ke luar lapangan karena ruang tersebut sudah dipadati oleh penonton dan supporter. Mestinya, penonton dan supporter berdiri jauh lebih kurang 5 meter di luar garis lapangan, sehingga ada peluang pemain dapat mengendalikan kembali bola yang terpantul keluar dari lapangan. 

Kejadian gagalnya pemain merebut kembaIi bola yang terpantul di luar garis lapangan berulang-ulang karena terhalangi dan terbentur oleh penonton dan supporter yang tidak mau menjauhi garis lapangan. Keadaan tersebut diperparah oleh tidak adanya panitia keamanan untuk menghalau penonton dari garis lapangan tersebut. (humas)