Sakira Kunjungi SMPN 1 Kota Bima, Warga Sekolah Donasi Kado Cinta untuk Gaza
Kota Bima, Spensa.- Warga SMP Negeri 1 Kota Bima menerima kunjungan dari Majelis Safari Kisah Ramadhan (Sakira), Jakarta, Kamis (21/03/2024) pagi. Rombongan Sakira diterima oleh kepala sekolah dan unsur pimpinan lainnya serta peserta didik dan dewan guru dipusatkan di tempat kegiatan Gebyar Ramadhan2024, Masjid Nurul SMPN 1 Kota Bima.
Hadir dalam rombongan itu dua orang ustadz dan ustadzah yaitu Kak Imam dan Kak Nia. Dalam waktu yang sama, dua pimpinan Sakira tersebut membagi tempat kunjungan, yaitu Kak Imam berkunjung ke SMPN 1 Kota Bima sedangkan Kak Nia di SMP Negeri 2 Kota Bima.
Kepala SMP Negeri 1 Kota Bima, Jufri, S.Pd, dalam sambutannya pada acara tersebut, mengimbau kepada seluruh warga sekolah yang dipimpinnya untuk turut prihatin terhadap bencana kemanusiaan yang menimpa saudara muslim di Palestina-Gaza.
Dikatakannya, jika kita di Indonesia saat sekarang dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan denga aman, tertib, bebas, merdeka, dan sangat-snagat nyaman tanpa adanya gangguan, tanpa ada dentuman bom dan peluru kendali, tanpa adanya sirine ancaman serangan meraung-raung dan tanpa mengalirnya darah, maka saudara kita di Palestina-Gaza menjalankan ibadah dan puasa Ramadhan justru di bawah bayang-bayang maut, di bayang-bayangi ancaman senjata, bom, dan peluru kendali. Mereka menjalani ibadah puasa dan kehidupannya di bawah bayang-bayang kelaparan dan ancaman serangan Israil.
Penyerangan yang dilakukan militer Israel dalam perang, serta bencana kelaparan terjadi di Gaza, sebagai imbas minimnya bantuan kemanusiaan yang masuk, yang sekarang terus membayangi Ramadan di Palestina yang dimulai hari ini, Senin (11/3/2024).
Semua bencana itu terjadi seiring dengan perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata terhenti di Kairo, Mesir pada awal bulan ini. Sejauh ini, Kompleks Masjid Al-Aqsa dijaga ketat oleh ribuan polisi Israel di sekitar jalan-jalan sempit Kota Tua di Yerusalem, di mana puluhan ribu jamaah diperkirakan akan mendatangi situs paling suci tersebut. Masjid Al-Aqsa telah lama menjadi titik nyala masalah dan merupakan salah satu titik awal perang terakhir pada 2021 antara Israel dan Hamas. Serangan Israel yang tiada henti di Gaza telah menimbulkan kekhawatiran yang meningkat di seluruh dunia, karena meningkatnya risiko kelaparan yang mengancam akan menambah jumlah korban jiwa yang telah melampaui angka 31.000 orang.
Di sini, kata Kepala sekolah, kita bisa tidur nyenyak, makan dengan tenang dan duduk bersenda gurau dengan keluarga. Di sana, di Gaza, mereka tidak lagi di rumah, karena rumah mereka sudah rata dengan tanah karena peperangan dan serangan Israil. Banyak anak yang kehilangan orangtuanya, dan banyak orangtua yang telah kehilangan anaknya. Oleh karena itu, karena kita tidak bisa pergi ke sana, maka salah satu jalan untuk meringankan beban warga muslim Gaza adalah dengan menyisihkan sedikit dari rizqi kita untuk disumbangkan sebagai “Kado Cinta untuk Gaza,” pesan kepala sekolah pagi itu.
Dalam kunjungan Sakira Kak Imam dan kak Nia tersebut, terkumpul donasi kebersamaan guru, pegawai dan peserta didik sebanyak Rp 1 juta lebih sebagai ‘Kado Cinta untuk Gaza.’
Kak Imam dalam kunjungannya itu banyak menceritakan kisah pilu dan luka yang dialami dan diderita oleh muslim gaza. Penderitaan karena perang dan serangan Israil, sehingga mereka kehilangan tempat tinggal, kehilangan anak dan orang tua, saudara dan kerabat, serta kehilangan pendapatan. Ekonomi hancur dan mereka terancam kelaparan. (humas)