Lihat Sampah Pungut! SMP Negeri 1 Kota Bima Budayakan ‘Operasi Semut’
Kota Bima, Spensa.- Tidak ada yang tabu dalam dunia pendidikan sepanjang masih sesuai dengan penanaman nilai-nilai dan kebiasaan gaya hidup bersih dan sehat. SMP Negeri 1 Kota Bima melaksanakan program pembentukan dan pembiasaan karakter hidup bersih dan sehat. Pembentukan karakter hidup bersih dan sehat itu diwujudkan dengan mengajak semua siswa dan guru untuk menyintai hidup bersih di mana pun mereka berada. Apalagi di sekolah ini, 99% warga belajarnya beragama Islam. Dalam ajaran Islam ditegaskan bahwa kebersihan merupakan bagian dari iman. Muslim identik dengan bersih.
Untuk merealisasikan program hidup bersih dan sehat itu, kepala sekolah, guru, dan pegawai mengingatkan semua siswa untuk memungut sampah ketika melihat sampah walaupun hanya sepotong sampah saat melintas dalam area sekolah. Program ‘lihat sampah pungut’ itu dijalankan sudah sejak lama, dan sampah-sampah itu dibuang di tempat penampungan sampah yang bertebaran di depan setiap kelas, depan kantor, masjid, kantin, ruang BK, Laboratorium IPA, dan di depan UKS serta di sekeliling lapangan. Anjuran ‘lihat sampah pungut’ tersebut biasa juga disebut dengan “operasi semut” yaitu operasi yang meniru perilaku semut mengangkat sisa-sisa makanan yang dijumpainya secara bergotong-royong untuk dibawa ke lubang atau sarangnya.
Foto : Kegiatan pungut sampah dan operasi semut siswa SMPN 1 Kota Bima
Pembiasaan hidup bersih dan sehat tersebut telah mewarnai SMP Negeri 1 Kota Bima menjadi sekolah terbersih, terindah, tersejuk dan ternyaman didukung oleh program adiwiyata yang sangat sukses menjadi sekolah yang bersih, sehat, hijau dan rindang di seluruh area sekolah yang sangat luas. Penataan gaya hidup bersih dan sehat ini merupakan implementasi dari moto SMP Negeri 1 Kota Bima yang selalu melestarikan kolaborasi, indah, tertib, asyik, dan berprestasi yang religius yang disingkat dengan “Kitab Reigius.”
Pembentukan karakter hidup bersih dan sehat itu juga didukung dengan adanya SDM cleaning service 5 orang pegawai yang selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya setiap hari pagi dan sore. Mereka membersihkan semua sampah daun dan sisa-sisa limbah yang terlewatkan, sehingga ketika guru dan pegawai hadir di sekolah tersebut, seluruh halaman sekolah dan ruang kerja sudah bersih dan sehat.
Pada tingkat guru, tetap diingatkan setiap pagi melalui pengeras suara dan dalam setiap rapat agar tetap menjaga kebersihan ruang belajar. Diharapkan guru tidak memulai mengajar sebelum ruang kelasnya bersih dan rapi. Sedangkan pada tingkat siswa di setiap ruang rombongan belajar telah dibagi habis petugas piket kebersihan, kerapian, dan keamanan kelas yang setiap harinya membersihkan dan merapikan ruang kelasnya dua kali sehari yaitu pagi sebelum KBM dimulai dan saat jam pulang. Seluruh ruang kelas dan emperan kelas serta sekitarnya setelah disapu lalu dipel bersih dengan menggunakan cairan pembersih lantai.
Foto : Kegiatan pungut sampah dan operasi semut siswa SMPN 1 Kota Bima
Operasi semut yang dilakukan untuk siswa yang terlambat juga turut menciptakan gaya hidup bersih dan sehat di sekolah ini. Setiap siswa yang terlambat, diarahkan ke taman rumput hijau untuk memungut beberapa lembar daun yang berguguran dan menaruhnya di bak sampah yang ada di sekitar taman. Operasi semut dikenakan kepada siswa yang terlambat juga memberikan pelajaran bahwa setiap pelanggaran ada sanksinya yang bersifat mendidik, antara lain sanksi pendidikan untuk menyintai hidup bersih dan sehat.
Karena pembiasaan yang dilakukan terus-menerus dan kompak, sehingga tampak pada perilaku para siswa ketika melihat sampah, mereka memungut dan menaruhnya ke bak sampah sesuai dengan jenis sampah. Sampah organik mereka masukkan ke bak sampah organik dan sampah anorganik disimpan dalam bak sampah anorganik. Untuk menjaga kesehatan dan terbiasa hidup bersih dan sehat, di sekitar bak sampah dan di depan kelas sudah disiapkan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun pembersih.
Untuk menanamkan kesadaran betapa pentingnya kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, sekolah melarang siswa mengenakan pakaian seragam olahraga selain pada saat jam olahraga. Hal itu dimaksudkan, agar dalam diri siswa terbentuk sikap disiplin, tertib dan teratur dalam berpakaian dan hidup bersih yang sehat. Kadang sering dijumpai beberapa siswa masih mengenakan pakaian seragam olahraganya ketika mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran berikutnya, padahal pakaian tersebut sudah basah dan kotor karena telah digunakan untuk praktek olahraga di lapangan. Memakai pakaian basah, lembab, dan bau dapat mengurangi kualitas kesehatan seperti memicu tumbuhnya jamur, berkembang biaknya bakteri yang berbahaya, masuk angin dan sebagainya. Ketika selesai mengikuti praktek mata pelajaran olahraga, setiap siswa tersebut harus segera mengganti pakaiannya dengan mengenakan pakaian seragam sekolah, dan pakaian olahraga yang sudah basah dan kotor tadi dimasukkan dalam kresek dan dirapikan dalam tas sekolahnya masing-masing. (humas)