Inilah Tipe Guru yang Kurang Disukai Murid

Kota Bima, Spensa.- Mengutip informasi dalam laman Kampung Inggeris-Pare (2023), Wakasek Humas SMP Negeri 1 Kota Bima memaparkan 7 tipe guru di sekolah yang kurang disukai oleh muridnya. Ia berharap, dengan adanya pemaparan tersebut, dapat membantu guru dalam melaksanakan penilaian dirinya ke arah perubahan perilaku positif yaitu perilaku atau karakter yang menyenangkan yang menjadi contoh dan dapat digugu oleh murid-muridnya. 

Tujuh tipe guru yang tidak disukai oleh muridnya adalah (1) Guru yang Otoriter, (2) Guru yang Tidak Adil, (3) Guru yang Tidak Peduli, (4) Guru yang Membosankan, (5) Guru yang Terlalu Kritis, (6) Guru yang Tidak Memahami Kebutuhan Siswa, dan (7) Guru yang Terlalu Santai.


Guru yang otoriter sering kali menggunakan kekuatan dan intimidasi dalam mengajar. Mereka memberikan perintah tanpa memberikan penjelasan yang jelas, dan cenderung memarahi murid yang tidak mengikuti perintah mereka. Murid merasa tidak nyaman dan takut untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Perilaku guru seperti dapat menghambat kreativitas dan motivasi murid untuk belajar dan berkembang.


Guru yang tidak adil sering memihak pada murid tertentu, atau memberikan perlakuan yang berbeda pada murid yang seharusnya  semua murid diperlakukan sama. Hal ini membuat murid merasa tidak dihargai, sehingga mereka kurang bermotivasi untuk belajar.


Guru yang tidak peduli pada murid cenderung tidak memperhatikan kebutuhan atau masalah murid mereka. Mereka tidak memberikan dukungan dan perhatian yang cukup, dan kadang-kadang tidak memperhatikan tanda-tanda bahwa murid mereka sedang mengalami masalah, seperti kecemasan atau depresi. Murid merasa tidak dihargai dan merasa tidak aman dan  tidak nyaman  sehingga murid tidak memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar dengan baik.


Guru yang membosankan tidak akan pernah mampu menarik perhatian murid dalam proses belajar. Guru semacam ini hanya membaca atau memberikan penjelasan yang monoton tanpa adanya interaksi atau diskusi yang menarik dengan muridnya. Murid merasa tidak termotivasi dan cenderung merasa bosan. Situasi seperti ini bukan hanya tidak baik, tetapi justru sangat berbahaya karena dapat menghambat kemampuan murid untuk belajar dengan efektif.

Guru yang terlalu kritis seringkali memberikan kritikan yang berlebihan pada murid, bahkan pada hal-hal yang sepele. Hal ini membuat murid merasa tidak nyaman dan merasa tidak berharga. Situasi seperti ini dapat menghambat motivasi murid untuk belajar, berkembang dan kompetensi murid tidak akan bisa tumbuh apalagi untuk berkembang kea rah yang diharapkan.


Guru yang tidak memahami kebutuhan siswa cenderung tidak memahami kebutuhan individu murid mereka. Guru seperti ini tidak memperhatikan gaya belajar murid, bahkan cenderung memberikan materi yang sulit dipahami oleh oleh muridnya. Jika guru selalu menempatkan posisinya dalam situasi seperti itu, maka murid akan merasa frustasi dan tidak termotivasi untuk belajar. Murid merasa, bahwa apa merekabutuhkan dalam belajar tidak ditemukannya. Hal itu dapat memicu murid menjadi arogan, bolos, dan cenderung membuat gaduh dalam ruang kelasnya.


Guru yang terlalu santai cenderung kurang memberikan disiplin dan tidak memiliki batasan dalam kelas. Hal ini membuat siswa merasa tidak dihargai dan merasa tidak aman, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar dengan baik. Hal-hal yang mestinya tidak boleh  dilakukan oleh murid justru dibiarkan, akibatnya pelanggaran etika dan regulasi cenderung terjadi dan pembiaran terhadap hal seperti itupun akan semakin mengakar. Hal itu dapat memicu kekacauan dalam kelas dan dapat merugikan perkembangan karakter murid. Dampak buruknya situasi seperti itu dapat menyebabkan murid tidak bisa membedakan yang benar dan yang tidak benar, dan murid akhirnya terbiasa untuk melakukan pelanggaran, berlaku santai dan tidak serius dalam melakukan tugas dan kewajibannya.  (humas)