Spektakuler, Guru SMP Negeri 1 Kota Bima Mengapresiasi Kemerdekaan Melalui Forum Puisi
Kota Bima, Spensa.- puluhan guru SMP Negeri 1 Kota Bima mengekspresikan nikmat kemerdekaan melalui forum apresiasi puisi di Masjid Nurul Ilmi sekolah setempat, Jumat (18/8/2023). Dengan dipandu langsung oleh kepala sekolahnya, Jufri, S.Pd, mereka tampil satu persatu membacakan puisi karya mereka sendiri. Kegiatan forum puisi dengan topik “Waktunya Guru Berkolaborasi Dalam Puisi” dilaksanakan usai pelaksanaan pembinaan Imtaq. Kegiatan apresiasi kemerdekaan melalui forum puisi itu berlangsung dari jam 08.30-11.00 wita.
Pembacaan puisi yang diawali oleh 3 orang siswa tersebut, dipandu oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Saidin, S.Pd, kemudian lanjutkan dengan menampilkan guru-guru per mata pelajaran. Yel-yel merdeka! Merdeka! Merdeka! mewarnai ruang udara seluruh penjuru sekolah. Ekspresi pertama menampilkan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, Indah Purnamasari, S.Pd dengan puisinya “hari kemenangan Indonesia,” disusul oleh Kepala Sekolah, Jufri, S.Pd dalam puisinya ia berseru “mereka kehilangan harta dan keluarganya, bahkan rela kehilangan nyawanya, demi membela Negara Indonesia tercinta.”
Foto : Guru SMPN 1 Kota Bima sedang membacakan puisi
Guru Susi Susanti, S.Pd juga mengekspresikan kemerdekaan melalui puisinya, demikian juga guru Lili Suryani, S.Pd, dalam puisinya ia berkata “merdeka Indonesiaku!” Guru Lis Herlina, S.Pd, memulai ekspresinya dengan meneriakan yel-yel Merdeka! Merdeka! Merdeka! Indonesia telah merdeka, tanggal 17 Agustus 1945, atas jasa pahlawan kita, mengusir penjajah di tanah ini. Merdeka!” kata Lis Herlina dengan mengacungkan tinju ke udara.
Foto : Guru SMPN 1 Kota Bima sedang membacakan puisi
Suasana tiba-tiba berubah, dari suhu udara yang menggema, meledak-ledak, tiba-tiba turun, dingin suara yang mendayu-dayu, guru Bimbingan dan Konseling (BK) Hj. Dewi Muslikhah, S.Pd, . mengekspresikan suaranya dari bisikan hati nuraninya yang paling dalam untuk murid-muridnya dengan dengan puisinya “Nak! Teruslah bermimpi.”
Tampilnya guru Bahasa Inggeris, Nur Asiatun, S.Pd dengan puisinya yang kental dengan lirik dan logat bahasa Inggerisnya membuat suasana hangat kembali, tapi lengang karena seribuan siswa dan seratusan guru khusu’ mengikuti, mengeja dan menafsirkan satu persatu kata demi kata yang disampaikan guru yang sangat fashih berbahasa Inggeris ini.
Hari ini, murid dan guru dihibur melalui keindahan kata dan suara yang mendayu-dayu yang terbit dari alam sastra. Hari ini warga sekolah banyak membawa pulang ‘oleh-oleh’ berupa nasihat seni dan sastra yang terungkap dari kata-kata mutiara dan untaian kata hikmah yang diekspresikan oleh guru-guru dan siswanya. (humas)