Sosialisasi Pengaruh Bullying terhadap Kesehatan Mental Remaja
Kota Bima, Spensa.- Wakil Kepala SMP Negeri 1 Kota Bimabidang kehumasan mengutip artikel yang diterbitkan oleh Tania Kids Center, tentang Pengaruh Bullying terhadap Kesehatan Mental Remaja. Kutipan tersebut dirasakan penting sebagai bahan untuk memperkaya wawasan guru dan remaja serta orangtua dalam menangani kasus bullying di sekplah.
Tania Kids Center menjelaskan bahwa perilaku bullying sudah sering terjadi di kalangan remaja baik dalam lingkungan sekolahmaupun dalam kehidupan sosial. Bullying adalah bentuk perilaku kekerasan di mana terjadi pemaksaan secara psikologis atau fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih ‘lemah’ oleh seseorang atau sekelompok orang. Tindakan bullying di kalangan remaja yang kerap ditemukan adalah mengancam, mengejek, menghina bahkan melakukan kekerasan antar sesama.
Mengutip artikel Tania Kids Center menjelaskan pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja. Bullying akan membuat anak-anak atau remaja merasa tidak nyaman. Bahkan, bullying bisa mempengaruhi kesehatan mental remaja atau anak-anak. Remaja atau anak-anak yang menjadi korban bullying rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental.
Berikut pengaruh bullying terhadap kesehatan mental :
1. Mengalami Depresi dan Kecemasan
Korban bullying akan merasa terus tertekan hingga mengakibatkan gangguan psikosomatis. Remaja atau anak-anak yang menjadi korban bullying sering mengalami gejala psikosomatis akibat cemas. Contohnya seperti merasa sakit perut dan pusing saat hendak ke sekolah padahal kondisi fisiknya tidak bermasalah.
2. Mengalami Gangguan Tidur
Perilaku bullying juga mempengaruhi pola tidur remaja yang menjadi korban bullying. Mereka akan sulit tidur dan tidur tidak nyenyak. Mereka akan sering terbangun di tengah malam karena mimpi buruk.
3. Muncul Perasaan Rendah Diri
Salah satu pengaruh bullying terhadap kesehatan mental ialah anak akan menjadi rendah diri dan merasa dirinya tidak berharga. Tentunya, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan sosial emosional remaja hingga dewasa kelak.
4. Tidak Bisa Bersosialisasi
Remaja yang mengalami bullying akan tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak sepadan dengan teman-temannya. Perasaan rendah diri bisa terbawa hingga dewasa dan dia akan kehilangan kemampuan untuk berteman.
5. Mengisolasi Diri
Korban bullying akan menarik diri dari segala kehidupan sosial dan memilih untuk hidup sendiri. Mereka tidak mau menjalin pertemanan dengan orang lain karena takut mengalami bully.
6. Memiliki Keinginan Bunuh Diri
Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja tidak boleh disepelekan. Remaja yang mengalami bullying bisa mengalami depresi yang tak berujung hingga memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup. Anak bisa merasa minder dan tidak berharga sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Pencegahan Bullying Perilaku bullying sudah sepantasnya untuk tidak dilakukan. Berikut pencegahan bullying di kalangan remaja :
1. Sosialisasi tentang Bullying
Memberikan sosialisasi atau pendidikan kesehatan tentang bahaya tindakan bullying bisa menjadi salah satu pencegahan. Cara ini bisa dilakukan oleh pihak sekolah atau lingkungan tempat tinggal. Adanya hal ini diharapkan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan para remaja sehingga mereka tahu dampak buruk dari perilaku bullying. Selain itu, memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan perilaku bullying diharapkan juga dapat menghindari perilaku bullying pada remaja.
2. Komunikasi dalam Keluarga
Peran orang tua dalam mencegah perilaku bullying juga sangat penting. Sebab, sebagian besar faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku bullying dalam komunikasi keluarga adalah gaya asuh yang tidak tepat oleh orang tua.
Dalam keluarga, orang tua terkadang menganggap sepele saat kakak mengolok-olok adiknya. Perilaku tersebut bisa berpotensi menjadi bullying bagi anak. Oleh karena itu, komunikasi dengan baik antar anggota keluarga adalah hal yang penting.
3. Ciptakan Budaya Anti Bullying pada Remaja di Sekolah
Pihak sekolah bisa memberikan edukasi mengenai bullying melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru perlu memberikan pemahaman kepada murid bahwa bullying ialah perilaku yang tidak patut dan melanggar norma. Selain itu, sekolah juga harus membuat kebijakan atau aturan tentang larangan bullying di sekolah maupun di luar sekolah. Cara ini juga perlu disosialisasikan kepada pihak keluarga murid pelaku bullying dan korban.
4. Meningkatkan Harga Diri Anak
Untuk mencegah perilaku bullying, orang tua bisa meningkatkan harga diri anak sehingga ia merasa dirinya berharga.
5. Ajarkan Cara Menghadapi Bullying Tepat dan Tegas
Perilaku bullying memang tidak dibenarkan. Untuk dapat mencegah perilaku tersebut, ajarkan anak cara menghadapi bullying dengan tepat dan tegas. Salah satunya bisa dengan mengkonfrontasi, mengajak bicara dan mempertanyakan tindakannya menindas orang lain.
Itulah pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja yang dikutip langsung dari artikel Tania Kids Center, (31/10/2023). (humas)