Sosialisasi Pemahaman Perilaku Bullying

Kota Bima, Spensa.- Wakil Kepala SMP Negeri 1 Kota Bima bidang Kehumasan kembali melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang perilaku perundungan (bullying) di kalangan remaja. Dikatakannya, materi yang disosialisasikannya itu dipandang perlu guna meminimalisasi perilaku dan tindakan bullying di kalangan remaja usia SMP. Kegiatan tersebut, lanjutnya akan dilaksanakan dalam  bentuk artikel pemberitaan yang dimuat dalam website resmi SMP Negeri 1 Kota Bima. 

“Melalui website itu, siapa saja khususnya guru, pegawai, peserta didik SMPN 1 Kota Bima, dan pihak orangtua dapat mengunjungi website tersebut kapan saja untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dasar tentang perilaku bullying. 

Dengan mengutip Post  Author Islamia A Sholihah (2023), Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan di mana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang. Bullying bertujuan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Pelaku bullying disebut dengan istilah bully.

Pelaku bisa satu orang maupun sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban mempersepsikan diri sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan merasa terancam.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bullying,

1) factor kepribadian individu; faktor ini ditandai dengan adanya sikap agresif, kurang simpati dan empati pada orang  lain, dan tertutup, sulit berpikir secara jernih terhadap setiap tindakannya atau perbuatannya.

2) faktor kedua dari latar belakang keluarga; keluarga atau orangtua yang sering mengalami konflik, bertengkar, dan sering melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga akan menjadi contoh untuk ditiru oleh sang anak.

3) faktor lingkungan sekolah;  sekolah yang cenderung membiarkan terjadinya tindak bullying, justru akan menambahkan kuatnya perilaku bullying dalam sekolah itu. SIkap diamnya sekolah terjadi setiap terjadinya bullying itu sama dengan memberikan penguatan kepada setiap pelaku bullying untuk mengulangi tindak bullying berikutnya.

4) Perilaku bullying juga muncul karena pengaruh kelompok sebaya. Beberapa anak melakukan bullying untuk dapat masuk ke dalam kelompok atau geng tertentu meski merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut. Kelompok bermain remaja yang menyimpang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan eksistensi diri dengan menindas anak yang lebih lemah.

5) Lingkungan Sosial dan Komunitas juga salah satu faktor lingkungan yang menyebabkan tindakan bullying. Lingkungan sosial  yang miskin menyebabkan munculnya peserta didik atau anak mendapatkan sesuatu dengan cara pemaksaan seperi pemalakan terhadap siswa membawa uang banyak. 

Beberap jenis bullying yang sering terjadi adalah bullying terhadap fisik, bullying berupa verbal atau bahasa, dan bullying penindasan relasional. Bullying Fisik, yaitu melakukan kekerasan fisik seperti memukul, mencekik, penghancuran barang milik korban, dll. Bullying Verbal, adalah penindasan verbal berupa penghinaan, fitnah, pernyataan seksual, ancman kekerasan, dsb. Bullying Relasional, yaitu penindasan relasional untuk melemahkan harga diri korban dengan cara mengabaikan kehadiran korban, pengucilan dan penghindaran atau dikucilkan dari pergaulan sekitarnya. Perilaku ini mencakup pandangan agresif, tawa mengejek, bahasa tubuh kasar, dsb.  Cyber Bullying, yaitu bentuk bullying yang dilakukan melalui media sosial seperti mengirim pesan dengan tujuan untuk menyakit, membuat video atau foto dan website yang mempermalukan korban dan disebarluarkan, dsb. Dampak buruk dari perlakuan bullying, korban sampai pada tingkat bunuh diri. (humas)