Interaksi Pembelajaran SMP Negeri 1 Kota Bima Terapkan strategi thinking about thinking dan learn how to learn
Kota Bima, Spensa.- Proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kota Bima cenderung menerapkan strategi thinking about thinking (berpikir tentang berpikir) dan strategi learn how to learn (belajar bagaimana belajar). Dua strategi itu sebenarnya merupakan implementasi dari strategi belajar metakognisi yang banyak diterapkan pada dunia pendidikan negara-negara maju. Khusus di SMP Negeri 1 Kota Bima, strategi itu lebih banyak diterapkan pada mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia dalam menyelesaikan tugas menyusun teks, mengamati sesuatu, membuat teks laporan, teks tanggapan, teks sastra, teks diskusi dan kritikan, Seni rupa, matematika, IPA khususnya pada tema pengamatan, dan IPS topik ekonomi.
Aktifitas siswa mengapresiasi seni misalnya, melalui mata pelajaran seni rupa cukup tinggi. Mereka dapat menghadirkan konsep benda dalam pikirannya dan mereka olah dalam imajinasi dan mereka nyatakan dalam bentuk sebuah lukisan dan gambar di atas kertas ujian. Kemudian mereka memainkan ujung pinsil warna untuk mewarnai apa yang telah mereka tuangkan di atas kertas dan sesuai benar dengan apa yang sedang mereka imajinasikan atau bayangkan. Itulah gunung menurut mereka, dan itulah burung menurut yang dapat mereka hadirkan dalam imajinasi mereka. Tentu saja kesempurnaan hasil dari karya setiap siswa akan dicapai secara bertahap sesuai dengan pengalaman belajar untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, dan sesuai dengan pengalaman mereka berpikir untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Setiap hasilolah imajinasi itu pasti berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Itulah cara mereka menyelesaikan soal atau memecahkan masalah belajar yang sedang mereka hadapi. Artinya,pasti setiap orang berbeda-beda.
Saat ini dan seterusnya, siswa SMP Negeri 1 Kota Bima terus dipacu, dibimbing dan diarahkan untuk menguasai strategi thinking about thinking (berpikir tentang berpikir) dan strategi learn how to learn (belajar bagaimana belajar). Sua strategi belajar tersebut merupakan turunan dari strategi metakognisi yang memperlakukan setiap murid sesuai dengan perbedaan kompetensi kognisi, afektif dan psikomotoriknya. Pendidik harus memperlakukan muridnya sesuai dengan perbedaan kompetensi yang dimiliki oleh muridnya. Dari adanya perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap siswa, maka pastilah setiap siswa memiliki cara menyelesaikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya menurut cara dia berpikir, dan setiap siswa memiliki cara mendapatkan informasi, pengetahuan dan keterampilan menurut cara dia belajar. Perbedaan-perbedaan tersebut harus dihargai dan dihormati oleh guru sebagai agen yang melakukan perubahan (agent of change). (humas)