Jufri, S.Pd: Nomor 1 Profil Pelajar Pancasila: Ber-ketuhanan yang Mahaesa

Foto : Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Bima  Jufri, S.Pd memberikan nasihat kepada siswa-siswi. Jum'at 27/10/2023 (doc.humas)

Kota Bima, Spensa.- Kepala SMP Negeri 1 Kota Bima, Jufri, S.Pd, saat memberikan nasihat kepada warga sekolah yang dipimpinnya dalam kegiatan Jumat Imtaq, Jumat (27/10/2023) menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi murid SMP Negeri 1 Kota Bima yang muslim untuk tidak melaksanakan ibadah shalat, kecuali bagi yang perempuan karena sedang dalam ‘halangan.’ Dalam kurikulum Merdeka Belajar ditegaskan bahwa yang nomor satu profil pelajar Pancasila adalah ber-Ketuhanan Yang Mahaesa. 

“Ini berarti, bahwa tujuan utama dari pendidikan nasional dan pendidikan yang dilaksanakan di seluruh lembaga pendidikan termasuk di sekolah ini adalah untuk membentuk dan mewujudkan manusia Indonesia, generasi bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa. Hal itu sejalan dengan bunyi tujuan pendidikan nasional yang tercatat di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, yang bunyinya: 

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.Jadi, lanjut Jufri, tujuan pendidikan yang pertama adalah membentuk dan menciptakan generasi bangsa Indonesia menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian yang kedua: manusia yang berakhlak mulia. 

“Shalat Zuhur berjamaah yang diprogramkan menjadi kegiatan untuk pembinaan karakter dan kepribadian generasi bangsa di sekolah ini adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki akhlak yang mulia. Setelah itu diberikanlah ilmu dan pengetahuan, kecakapan, kreatifitas, kemandirian dan karakter manusia yang bertanggungjawab,” ujarnya. Jadi, siswa tidak boleh  menghindar dari pelaksanaan ibadah shalat. Kalau tetap menghindar dariibadah shalat, maka pasti ada konsekwensinya yaitu pada patokan nilai rapor untuk mata pelajaran PKn dan Pendidikan Agama. (humas)