Upacara Bendera Bukan Sekadar Rutinitas: Refleksi Literasi Siswa Kelas IX-1 SMPN 1 Kota Bima
Upacara bendera setiap hari Senin sudah menjadi kegiatan rutin di sekolah. Namun, di balik rutinitas tersebut, terdapat makna mendalam yang patut direnungkan. Melalui kegiatan literasi, siswa Kelas IX-1 SMPN 1 Kota Bima mencoba merefleksikan arti penting dari pelaksanaan upacara setiap pekan.
Hasil refleksi menunjukkan bahwa upacara bendera memiliki peran besar dalam pembentukan karakter, kedisiplinan, dan semangat nasionalisme. Kegiatan ini bukan hanya seremoni, tetapi juga momen untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
Makna dan Nilai di Balik Upacara
Penghormatan terhadap bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya mengingatkan siswa pada perjuangan para pahlawan bangsa. Selain itu, kegiatan ini juga membiasakan siswa untuk datang tepat waktu, berbaris dengan tertib, serta menaati aturan sekolah.
Melalui pembiasaan sederhana seperti ini, nilai-nilai tanggung jawab, kerja sama, dan rasa cinta tanah air tumbuh dengan kuat dalam diri siswa.
Amanat Pembina: Sumber Inspirasi dan Motivasi
Amanat pembina upacara menjadi bagian penting dari kegiatan ini. Siswa mendapatkan pesan moral, motivasi belajar, serta informasi penting seputar kegiatan sekolah. Tak jarang, amanat pembina menjadi sumber semangat baru bagi para siswa.
Bagi petugas upacara, kegiatan ini juga menjadi kesempatan berharga untuk mengembangkan kepemimpinan, tanggung jawab, dan kerja sama tim.
Beberapa temuan menarik dari hasil refleksi siswa adalah sebagai berikut:
- Mayoritas siswa menilai upacara bendera penting untuk menumbuhkan nasionalisme dan menghargai jasa para pahlawan.
- Kegiatan ini membantu membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.
- Kesan dalam amanat pembina sangat bermanfaat dan memberikan motivasi belajar.
- Upacara dipahami sebagai bagian dari pembentukan karakter dan budaya sekolah, bukan sekadar rutinitas.
Dengan memahami nilai-nilai tersebut, seluruh siswa SMPN 1 Kota Bima diharapkan dapat mengikuti upacara dengan sikap positif dan penuh kesadaran.
Upacara hari Senin bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan wadah untuk membentuk generasi muda yang berkarakter, disiplin, dan memiliki semangat nasionalisme yang kuat.
(Hj. Miliyanti)