Kota Bima (Spensa) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan setiap hari di SMP Negeri 1 Kota Bima telah melampaui fungsinya sebagai penyedia asupan gizi semata. Program ini kini bertransformasi menjadi laboratorium karakter yang menumbuhkan rasa syukur mendalam kepada Allah SWT atas setiap nikmat yang diberikan.

Ratusan siswa-siswi di sekolah tersebut secara rutin menikmati sajian makanan bergizi harian, yang disambut dengan antusiasme tinggi. Pemandangan yang paling menghangatkan hati adalah bagaimana anak-anak menyantap menu yang disajikan hingga tak bersisa. Hal ini menjadi indikator kuat bukan hanya dari kualitas menu yang lezat, tetapi juga dari keberhasilan penanaman nilai-nilai positif di sekolah.

Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Bima Bapak Jufri,S.Pd menegaskan bahwa pelaksanaan MBG sengaja diintegrasikan dengan pembiasaan karakter. Setiap sesi makan bersama selalu diawali dengan doa bersama yang khidmat, dipimpin bergantian oleh para siswa."Momen ini adalah waktu yang tepat untuk mendidik anak-anak agar tidak lupa bersyukur. Kami ingin mereka menyadari bahwa makanan sehat di hadapan mereka adalah rezeki dari Allah SWT yang patut disyukuri dan dihargai," ujar beliau.

Perilaku siswa yang selalu menghabiskan porsi makanan yang disajikan mulai dari nasi, lauk pauk, sayuran, hingga buah, mencerminkan keberhasilan dua aspek penting:Apresiasi terhadap Gizi: Siswa mulai menyukai dan terbiasa mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, bukan hanya sekadar jajanan.Penghargaan terhadap Kerja Keras: Sikap tidak menyisakan makanan mengajarkan mereka untuk menghargai proses panjang dari dapur hingga ke meja makan, termasuk kerja keras para juru masak, guru, dan pemerintah yang telah menyediakan program ini.

Kebiasaan positif ini secara tidak langsung mengajarkan nilai-nilai anti-pemborosa yang ditekankan dalam ajaran Islam, menjadikannya sebuah tindakan syukur yang diwujudkan dalam perilaku nyata sehari-hari.Program MBG di SMPN 1 Kota Bima, dengan fokus pada gizi dan penanaman rasa syukur, telah membuktikan diri sebagai model pendidikan holistik yang membangun kesehatan fisik sekaligus kesehatan spiritual dan karakter para peserta didik.

(Kus)