Kantin Sehat SMPN 1 Kota Bima Stop Jual Minuman Kemasan Botol, Dukung Gerakan Tumbler!
Kota Bima, NTB – Dalam langkah nyata mendukung program peduli lingkungan dan mengurangi sampah plastik, seluruh kantin di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Bima resmi berhenti menjual minuman dalam kemasan botol plastik. Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen sekolah terhadap Gerakan Kota Bima BISA (Bersih, Indah, Sehat, Asri) yang juga selaras dengan himbauan Wali Kota Bima.
Sejak kebijakan ini diterapkan, hasilnya sudah sangat terasa. Pihak sekolah melaporkan adanya penurunan drastis pada volume sampah plastik yang biasanya berserakan di lingkungan sekolah, terutama saat jam istirahat. Hal ini menunjukkan keberhasilan kolaborasi antara pihak sekolah, para penjual kantin, guru, dan siswa.
Alternatif Ramah Lingkungan
Untuk memastikan kebutuhan minum siswa tetap terpenuhi, kantin-kantin di SMPN 1 Kota Bima kini menyediakan alternatif yang lebih ramah lingkungan, yaitu:
Air Isi Ulang dari Galon: Para penjual mengganti stok minuman kemasan dengan galon air isi ulang.
Wajib Bawa Tumbler : Siswa diimbau dan diwajibkan untuk membawa botol minum (tumbler) masing-masing dari rumah. Jika kehabisan, mereka dapat mengisi ulang air minum di kantin dengan harga yang telah disepakati.
Salah seorang penjual di kantin, yang akrab disapa kk Indah, menyatakan dukungannya. "Kalau kita bisa kasih alternatif yang menarik, anak-anak pasti tetap beli. Saya juga senang bisa ikut bantu jaga lingkungan. Sekarang sampah di sekitar kantin lebih sedikit," ujarnya.
Tanamkan Kesadaran Sejak Dini
Kepala SMPN 1 Kota Bima, menjelaskan bahwa program ini adalah upaya untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini.
"Kami ingin menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Ini bukan sekadar larangan, tapi juga bagian dari pembelajaran pembentukan karakter siswa. Gerakan membawa tumbler ini menjadi contoh nyata budaya peduli lingkungan yang lahir dari kesadaran bersama seluruh warga sekolah," jelasnya.
Gerakan ini diharapkan tidak hanya berdampak positif di lingkungan sekolah, tetapi juga menjadi kebiasaan baik yang dibawa siswa hingga ke luar sekolah, serta menginspirasi masyarakat luas untuk beralih ke gaya hidup yang lebih hijau dan minim sampah plastik.
(Lili Suryani)