Pelatihan Menulis Buku, Guru SMPN 1 Kota Bima Siap Jadi Penulis Inspiratif

Dalam
rangka memperingati Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda, IGI Ikatan Guru
Indonesia) Kota Bima dengan dukungan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima mengadakan “Pelatihan Menulis
Buku Bagi Guru dan Siswa”. Kegiatan yang berlangsung selama sehari, tanggal 21 Oktober 2025, di Aula Paruga To’i
Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kota Bima tersebut diikuti sebanyak 30 guru dan siswa Se Kota
Bima. Kegiatan diawali dengan sambutan Ketua IGI Kota Bima, Bambang Setiawan,
M.Pd. yang menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyalurkan
bakat dan minat guru dan siswa dalam dunia tulis menulis. Muara dari kegiatan
ini adalah terbitnya buku karya peserta pelatihan dalam bentuk antalogi bersama.
Foto: Tiga
Peserta terbaik Kegiatan Pelatihan Menulis Buku
Sementara itu, Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima, Humaidin, M.Pd menyambut baik kegiatan
yang diinisiasi oleh IGI Kota Bima. Lebih lanjut Humaidin, M.Pd yang belum lama
menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Kota Bima ini
menjelaskan beberapa program dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah
Kota Bima yang digagasnya antara lain Program Jelita. Program "Jelita" sendiri
merupakan sebuah inisiatif unggulan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
(DPAD) Kota Bima yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan
memperkenalkan dunia literasi kepada para pelajar sejak dini. Melalui program
ini, pihak perpustakaan secara proaktif menjemput para siswa dari sekolah
mereka untuk diajak berwisata edukasi di Perpustakaan Daerah.
Bertindak sebagai nara sumber dalam kegiatan Pelatihan Menulis Buku adalah Ibu Maraatusoalihah, SS., M.Pd. Pengajar yang masih aktif di MAN 2 Kota Bima ini, sudah tidak asing lagi dalam dunia sastra di Kota dan Kabupaten Bima. Dalam paparannya, penulis dan Ketua Forum Lingkar Pena NTB ini menekankan agar dalam memulai penulisan hendaknya tidak terlalu fokus pada teori. Mulailah belajar menulis dari sekarang tetang apa saja idenya. Yang paling penting adalah ada kemauan jangan bosan bertanya dan belajar dari orang yang sudah mahir menulis. Sesi terakhir kegiatan di isi dengan pemberian cendra mata berupa buku karya Ibu Maraatussoalihah kepada tiga peserta terbaik. (Faisal, S.Pd)